JENDELA SANTRI PART 3 . Kukira setoran hafalan pagi ini libur. Ustadz yang biasa menerima kami setoran, yakni Kang Faruq, pagi ini tidak ada di kamar. Kudengar dia pergi pada malam harinya, tapi tak ada satupun dari teman seangkatan yang mengetahui alasannya. Tentu saja hal ini disambut gembira, akhirnya bisa tidur habis subuh. Hafalanku juga masih grotal-gratul tak karuan Maunya sih begitu. Saat setelah salat subuh di masjid, aku berniat ingin memanjakan diri di atas kasur. Sekali-kali kan nggak apa-apa?! Baru sekejap mataku menutup dan mimpi baru memutar trailer, si anak celelekan, Raihan, menggoyang-goyangkan tubuh sambil bilang, "Woey, bangun, Han. Tidur mulu. Itu, lho, subuhan disik." - Kujawab dengan malas, "Mangsamu. Aku sudah subuhan daritadi. Ganggu aja." - Dia masih menggoyangkan tubuhku. Karena jengkel, kubangkit dari kasur dan mengusirnya, "Pergi kau." - Jangtungku memompa darah keras. Dadaku berdebar-debar. Meski kama...
Comments
Post a Comment